Kehamilan dan postpartum yang kita lihat di media "terlalu tidak nyata" dan memengaruhi kepercayaan diri para ibu

Jika Anda pernah merasa sedih melihat gambar-gambar wanita hamil di media sosial dan jaringan, di mana tampaknya satu-satunya gejala kehamilan adalah perut besar mereka karena mereka terlihat bersinar dan penuh energi, Anda tidak sendirian.

Investigasi menemukan bahwa sebagian besar wanita merasa terpengaruh karena representasi kehamilan dan postpartum yang ditampilkan di media dan jejaring sosial, karena mereka terlalu tidak nyata.

Penelitian

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengeksplorasi persepsi yang dimiliki wanita tentang media dan citra tubuh selama periode perinatal. Untuk ini, wawancara dilakukan dengan 50 wanita hamil atau mereka yang tinggal di postpartum, di mana mereka diminta untuk menggambarkan persepsi mereka tentang representasi wanita hamil atau postpartum, dan dampaknya terhadap mereka.

Secara umum, empat masalah penting ditemukan:

  • Para wanita yang berpartisipasi mempertanyakan realisme representasi media dari wanita hamil dan selama periode postpartum.
  • Peserta menggambarkan reaksi kompleks terhadap pesan yang mereka lihat di media, termasuk dampak negatif pada citra tubuh dan strategi untuk mengurangi dampak negatif tersebut.
  • Para peserta berharap bahwa ada perubahan di media, sehingga mereka lebih realistis dan bahwa mereka menunjukkan representasi yang lebih kompleks dari tahap ini dalam kehidupan seorang wanita.
  • Peserta membahas peran unik dan lengkap yang dimiliki jejaring sosial, baik dalam dampak positif maupun negatifnya.

Dari total peserta, 46% berkomentar bahwa paparan gambar yang tidak realistis menyebabkan serangkaian emosi negatif, seperti merasa tidak aman tentang tubuh mereka, mengekspresikan perasaan depresi, merasa frustrasi dan putus asa ketika mereka tidak dapat memulihkan sosok mereka setelah memiliki anak secepat selebriti lakukan.

Keibuan bukanlah cara mereka melukisnya

Bagaimana Anda membayangkan menjadi seorang ibu sebelum Anda menjadi seorang ibu? Dalam kasus saya, tidak memiliki teman atau kerabat dekat yang telah mengalami kehamilan, saya tidak tahu bagaimana mereka sebenarnya. Satu-satunya referensi saya adalah gambar ibu yang saya lihat di film atau serial, di mana peran sebagai ibu direpresentasikan dengan cara yang sangat dangkal.

Di film, Kehamilan biasanya direpresentasikan dengan cara yang indah atau hanya mengatakan "yang indah" dari tahap ini. Ya, itu sangat indah dan penuh antusiasme, dan bahwa kami sedang menunggu kedatangan seseorang yang pasti akan mencuri hati kami. Tetapi bisa juga penuh dengan rasa sakit yang hebat atau ketidaknyamanan.

Ketika saya membayangkan diri saya hamil, saya melihat diri saya dengan perut saya, bahagia dan melanjutkan hidup saya sesormal mungkin. Namun, ketika saya akhirnya bergabung dengan klub wanita yang sedang menunggu bayi untuk pertama kalinya, Pada pertengahan kehamilan saya mulai merasa sangat buruk, sampai-sampai harus dinonaktifkan selama beberapa bulanSaya memiliki waktu yang sedih di rumah.

Saya sangat kesal karena tidak bisa keluar dan menjadikan hidup saya seperti wanita hamil dan sehat. Saya merasa sedih karena daripada menikmati kehamilan saya, saya menderita banyak kesakitan, yang memaksa saya untuk tetap di tempat tidur. Memang benar bahwa ini tidak terjadi selama seluruh kehamilan saya, tetapi selama bulan-bulan itu, saya merasa sedih dan berpikir: "Kenapa ini hanya terjadi padaku?".

Wanita-wanita hamil yang bersinar dan cantik yang saya lihat di film-film, atau mereka yang menganggap perut di Instagram disertai dengan senyum lebar, mereka membuatku merasa seperti 'bebek jelek' dalam cerita atau nasib buruk. Sedikit yang saya tahu bahwa apa yang saya rasakan adalah sesuatu yang benar-benar dirasakan oleh banyak wanita dan seiring waktu saya mengetahui bahwa menjadi ibu bukanlah seperti yang Anda lihat di jejaring sosial.

Dan yah, jika kehamilan bukan cara mawar, maka postpartum lebih sedikit. Kita terbiasa melihat selebritas memulihkan sosok mereka hampir seketika setelah memiliki anak, tapi kenyataannya kebanyakan wanita tidak seperti itu. Kita hanya melihat sedikit di media tentang "sisi gelap postpartum", walaupun untungnya ada lebih banyak wanita yang mempersenjatai diri dengan keberanian dan berbicara tentang depresi postpartum dan betapa sulitnya tahap ini.

Setiap wanita menjalankannya secara berbeda

Sebenarnya setiap ibu hidup sebagai ibu dengan cara yang berbeda dan masing-masing tubuh sama sekali berbeda dari yang lain. Bahkan wanita yang sama dapat memiliki dua atau lebih kehamilan yang sangat berbeda satu sama lain.

Ingat itu apa yang kita lihat di jejaring sosial, seri, dan film hanyalah sebagian kecil dan representasi dari apa itu peran sebagai ibu. Tidaklah buruk bahwa kita melihat gambar-gambar ini dan bahkan menikmati melakukannya, hanya perlu diingat untuk tidak mengidealkan keibuan, pada tingkat perasaan buruk nanti jika kita tidak seperti ibu-ibu lain.

Foto | iStock
Via | Pas hamil
Di Bayi dan banyak lagi | Merencanakan pesta anak-anak: ketika jejaring sosial menetapkan harapan yang sangat tinggi, jejaring sosial dapat memengaruhi kepercayaan ibu-ibu baru