Orang tua dapat membantu anak-anak kita menjadi optimis

Mungkin itu adalah sesuatu yang belum Anda perbaiki, tetapi sikap kita terhadap kehidupan dengan cara tertentu ditransmisikan kepada mereka yang kita miliki lebih dekat. Sebuah penelitian baru menyatakan bahwa anak berusia lima tahun memahami bahwa orang merasa jauh lebih baik setelah memiliki pikiran positif, dan itu orang tua dapat membantu anak-anak kita menjadi optimis.

Kami telah berbicara banyak kali tentang bagaimana contoh orang tua mempengaruhi cara menjadi anak-anak. Jika kita makan sehat, anak-anak akan memasukkan kebiasaan itu, sama jika kita berolahraga secara teratur. Jika kita berpendidikan dan toleran terhadap orang lain, anak-anak juga akan demikian, sehingga kita dapat melanjutkan dengan lebih banyak contoh. Karena anak-anak melakukan apa yang mereka lihat, dan sebagian dari mereka adalah orang tua kita.

Sebuah studi baru oleh para peneliti di University of Jacksonville dan University of California-Davis (AS) mengungkapkan bahwa anak-anak memahami manfaat berpikir positif, yaitu lebih baik berpikir positif. Tetapi mereka juga telah melihatnya orang tua itu fundamental sehingga anak mengerti caranya berpikir positif dapat membantu mereka dalam situasi negatif Cara jatuh atau melukai diri sendiri.

Joy, melihat hal-hal positif membantu orang menjadi lebih bahagia. Anak-anak belajar untuk berhubungan dengan lingkungan mereka melalui orang tua, sehingga sikap yang kita sampaikan akan mengasimilasi secara alami.

Iklan

Seperti yang ditemukan para peneliti setelah membaca enam cerita kepada anak-anak, anak-anak kecil dapat memahami bagaimana pikiran memengaruhi suasana hati kita. Namun, seiring bertambahnya usia mereka akan lebih memahami hubungan antara emosi dan perasaan.

Mereka juga dapat memverifikasi bahwa dalam situasi sulit seperti jatuh atau melukai diri sendiri, sikap orang tua sangat penting sehingga anak dapat memahami pentingnya menghadapi masalah dengan optimisme.

Karena itu, kita harus tahu itu orang tua dapat membantu anak-anak kita menjadi optimis. Itu tidak berarti meminimalkan masalah mereka, tetapi memiliki sikap positif terhadap kehidupan sehingga mereka mampu menghadapi frustrasi dan mencoba lagi dengan optimisme ketika mereka salah.

Video: Kajian Fikih Pendidikan Anak: Mencerdaskan Mental Anak Bagian 2 - Ustadz Abdullah Zaen, MA (Mungkin 2024).